Pemuda Widasari Pertahankan Tradisi Obrog Di Bulan Puasa
Ilustrasi Obrog |
Dikatakan Junaedi, dalam perkembangannya musik yang dimainkan group obrog saat membangunkan warga sahur mengalami kemajuan, dimana yang sebelumnya hanya menggunakan alat-alat biasa seperti kentongan dan gendang, tapi sekarang dipadukan dengan organ tarling.
"Sekarang jauh lebih modern, alat musik yang dimainkan juga berupa peralatan musik organ tarling, seperti gitar, suling, dan piano, musik yang dihasilkan lebih menghibur dan elegan." Kata Junaedi.
Dengan musik lebih menghibur, kata junaedi warga tidak bosan mendengar suara obrog yang monoton, sehingga keinginan bangun masyarakat lebih tinggi untuk melihat obrog sampai makan sahur. "Obrog sudah menjadi tradisi masyarakat pada bulan Ramadhan. Dan alat musik yang digunakan sekarang mengalami kemajuan." katanya sambil mengatakan group obrog mulai keliling Desa setiap hari pukul 02.00 dini hari sampai jam 03.00 pagi.
Sementara, salah satu tokoh masyarakat Widasari Blok 2, H. Ahmad (Mang Amad) mengaku, sangat mendukung aksi pemuda yang berinisiatif mengadakan obrog untuk membangunkan warga makan sahur, dipadukan organ tarling.
Dengan perpaduan alat musik tarling, kata H. Ahmad, obrog tidak sebatas membangunkan warga tetapi mampu memberikan hiburan tersendiri bagi warga.
"Obrog sangat membantu warga mengingatkan agar tidak lupa untuk makan sahur, dan sudah jadi tradisi para pemuda desa dimanapun setiap bulan puasa pasti mengadakan obrog."
Tulisan ini sudah pernah dikutip di koran Radarcirebon, edisi 13 Mei 2019.
Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa bagikan dan komentarnya ya shobat.
Post a Comment