Belajar Dari Si Penjual Gorengan Yang Naik Haji
Gambar. Penjual gorengan yang sedang menjual gorengannya. enak lho..!! |
Setelah beberapa lama, tanpa terasa sudah lebih dari 20 tahun dia menjalani usaha jual gorengannya itu. Namun tidak ada perubahan yang berarti dalam usahanya, tetap begitu-begitu saja. Tetapi Beliau tetap berdoa dan berusaha terus tanpa mengenal lelah sedikitpun.
Suatu hari, datang seorang pria membawa mobil mewah, lalu berhenti di depan gerobak gorengannya. Pria itu bertanya, “Ada gorengan buntut singkong, Pak?”
Mang Udin lantas menjawab, “Nggak ada, Mas.”
Mas tadi berkata lagi “Saya kangen sama buntut singkongnya, Pak. Dulu waktu kecil, ketika ayah saya baru meninggal, tidak ada seorangpun yang membiayai hidup saya. Teman-teman saya mengejek saya karena tidak bisa beli jajanan. Tapi waktu itu, Bapak selalu memberi buntut singkong goreng kepada saya, setiap kali saya main di dekat gerobak bapak,” ujar pria muda itu dengan meneteskan air matanya.
Mang Udin pun terperangah. “Yang saya berikan dulu kan cuma buntut singkong.. Kenapa Mas ini masih ingat saya?”
"Terus?" Lanjut Mang Udin. “Bapak tidak sekedar memberi buntut singkong kepada saya, tapi juga sudah memberikan kebahagiaan dan harapan buat saya. Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Bapak. Tapi, saya ingin memberangkatkan Bapak ke Tanah Suci (Naik Haji). Semoga Bapak bahagia,” lanjut pria itu sambil menatap wajah Mang Udin.
Mang Udin pun hampir tidak percaya. Hanya sebuah kebaikan/sedekah kecil tapi mendatangkan berkah yang begitu besar!
Sahabat hamzah, hari ini kita belajar dari Mang Udin "Si Penjual Gorengan" yang selalu bersyukur dan berbuat baik kepada siapapun. Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, asal kita ikhlas dan tulus, pasti akan membuahkan kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup. Semoga bermanfaat.
Post a Comment